TangerangMerdeka – Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018. Sedangkan di Kota Tangerang, Dinas Kesehatan mencatat dengan data terakhir pada Mei 2023, ada 20 ribu warga Kota Tangerang mengalami obesitas. Ini merupakan skrining dengan sasaran diatas 15 tahun, dan juga ditemukan hasil warga terkonfirmasi obesitas didominasi usia 20 tahun hingga 50 tahun.
Diketahui, obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbansisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.
Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya menahan laju prevalensi obesitas di Kota Tangerang. Salah satunya, dengan mengoptimalkan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang kini ada 419 Posbindu yang tersebar di Kota Tangerang.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Dini Anggraeni mengungkapkan Posbindu merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular termasuk obesitas, melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
“Posbindu diselenggarakan dalam sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut wanita maksimal 80cm dan pria 90cm, cek indeks masa tubuh kurang dari 25 baik dan lebih dari 25 terindikasi buruk. Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, kurang aktvitas fisik, merokok dan mengkonsumsi alcohol, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional,” ungkap dr Dini.
Selain itu di Posbindu, warga juga dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, tes tajam pengkihatan dan pendengaran, serta tersedianya konseling atau edukasi pentingnya konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, bahaya merokok dan alkohol serta pembatasan gula, garam dan lemak.
“Posbindu dapat diikuti semua masyarakat, dengan pemantauan dan pendampingan Puskesmas. Kegiatan ini dapat diikuti secara gratis, untuk semua kalangan mulai dari usia 15 tahun, baik ibu-ibu, remaja bahkan bapak-bapak diimbau untuk rutin mengikuti Posbindu. Jangan malas, karena obesitas tengah menghantui kita dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan,” imbau dr Dini.
Sebagai informasi, dengan Posbindu, masyarakat dapat mengetahui atau mengidentifikasi faktor risiko penyakit tidak menular pada tubuh. Bisa melakukan upaya intervensi faktor risiko penyakit tidak menular dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi. Terlebih, dapat dilakukannya rujukan sedini mungkin bagi individu berisiko tinggi yang memerlukan layanan pengobatan lebih lanjut. (Air)