Jumat, Juli 26, 2024

Angka Stunting Kota Tangerang Turun 3,5 Persen di 2022

TANGERANGMERDEKA – Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berhasil menekan angka stunting dari 15,3 persen pada 2021 menjadi 11,8 persen pada 2022, turun 3,5 persen.

Angka ini beriringan dengan penurunan angka stunting se-Provinsi Banten dari 24,5 persen menjadi 20 persen.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, Jatmiko mengungkapkan, ini merupakan hasil kerjasama seluruh stakeholder.

Dia mengaku, kasus stunting memang menjadi salah satu fokus utama Pemkot Tangerang di 2022 kemarin, dengan berbagai intervensinya.

Dalam penanganan stunting, kata dia, pihaknya membentuk 754 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 13 kecamatan. Terdiri dari Kader PKK, Tenaga Kesehatan dan Kader KB, yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting, dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi dua tahun (baduta) dan bayi lima tahun (balita).

Baca Juga :  Terpilih Direktur PT TNG, Muhamad Rijal Mundur dari Anggota DPRD Kota Tangerang

“Ini bisa dibilang, menjadi salah satu program yang paling terasa dalam penurunan kasus stunting di Kota Tangerang. Namun disamping itu, DP3AP2KB juga memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL),” ungkap Jatmiko, Rabu, 25 Januari 2023.

Dia menyebut, program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) juga dikuatkan beserta akses pelayanan keluarga berencana.

“Dalam pergerakannya, DP3AP2KB fokus akan pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat,” jelasnya.

Kata Jatmiko, soal penanganan stunting tidak bisa dilakukan satu pihak, harus kerjasama semua pihak. Upaya promotif dan preventif di hulu sama pentingnya dengan yang dihilir.

Mulai dari 1000 hari pertama kehidupan hingga lansia, mulai dari konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pola asuh hingga kesehatan lingkungan punya peranannya.

Baca Juga :  Banyak Event Digelar di Kota Tangerang, Ketua DPRD: Kembangkan Terus

“Semua pihak memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di seluruh siklus kehidupan, terutama sejak remaja, hamil, menyusui, bayi dan balita. Dan Kota Tangerang memiliki program yang banyak disetiap siklusnya, kini inovasi harus terus ditambah, serta konsisten dengan program yang telah berlangsung,” tegas Jatmiko.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangerang Sudarto Mangapul menambahkan, program yang dikerahkan Dinkes dalam penanganan kasus stunting cukup banyak. Di antaranya, dalam konsumsi pangan dilakukan promosi dan konseling menyusui, pemberian makanan bayi anak pada masa 1000 hari pertama kehidupan, sumplementasi gizi makro, suplementasi tablet penambah darah, suplemen ibu hamil, vitamin A, kalsium dan zinc serta fasilitas Pos Gizi.

“Sedangkan untuk pelayanan kesehatan, Dinkes cukup fokus dengan pemantauan pertumbuhan, pemeriksaan kehamilan gratis, pendampingan ibu hamil oleh kader Srikandi, kelas ibu hamil dan balita, posyandu remaja, imunisasi, pemberian obat cacing. Tak sampai disitu, Dinkes juga melakukan penyuluhan calon pengantin dan menyediakan sistem rujukan terintegrasi,” papar dr Darto saat dihubungi.

Baca Juga :  Anggota DPRD Apresiasi Festival Cisadane 2024, Wisata Budaya dan Penggerak Perekonomian

Ia pun mengaku, keberhasilan penurunan stunting di Kota Tangerang merupakan buah dari kerjasama dengan melakoni program yang ada secara holistik dan terintegratif.

“Mulai dari OPD yaitu Dinkes, Disdukcapil, PDAM, Perkim, Diskominfo, Dinsos, DKP, organisasi profesi, media masa, pendidikan, universitas dan pihak swasta, semua bergerak, sadar dan menjadi tanggung jawab,” katanya.

Untuk menekan angka stunting di Kota Tangerang turun lebih signifikan, kata dr Darto Pemkot Tangerang tengah menyiapkan aplikasi yang mengintegrasikan seluruh penanganan stunting.

“Mulai dari data target sasaran, penanganan secara medis atau kesembuhan hingga peningkatkan kualitas kesejahteraan pada target, progresnya bisa terpantau dalam satu aplikasi. Sehingga semua bisa dilakukan secara lebih terperinci sesuai kondisi target yang ditangani,” paparnya.(AIF)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI SOSIAL MEDIA KAMI

766FansSuka
1,620PengikutMengikuti
945PengikutMengikuti
iklan

Berita Populer

Berita Hari Ini