Jumat, Juli 26, 2024

Tangerang Pakai Metode Biokonversi untuk Pengolahan Sampah, Begini Caranya

TANGERANGMERDEKA – Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memaksimalkan pengolahan sampah dengan metode Biokonversi yang telah dioperasikan di Intermediate Treatment Facility (ITF) Jatiuwung, Kota Tangerang.

Kepala DLH Kota Tangerang Tihar Sopian menerangkan, mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, perlu didukung dengan kegiatan pengelolaan sampah yang handal dan mampu menjadi solusi atas permasalahan.

“Selama ini pengolahan sampah organik menjadi kompos memerlukan waktu 40 hari, sedangkan sampah organik masuk setiap hari sehingga diperlukan adanya terobosan baru agar proses pengolahan sampah organik berjalan secara lebih cepat,” ungkapnya, Rabu, 22 Februari 2023.

Salah satu metode pengolahan sampah yang dapat diterapkan adalah dengan maggot atau Black Soldier Flies (BSF) dimana sampah organik dikelola manjadi kompos.

“Saat ini di Intermediate Treatment Facility (ITF) Jatiuwung Kota Tangerang telah dikembangkan pengolahan sampah organik dengan maggot atau BSF,” katanya.

Baca Juga :  Anggota DPRD Apresiasi Festival Cisadane 2024, Wisata Budaya dan Penggerak Perekonomian

Pengolahan Sampah dengan Metode Biokonversi

Pengolahan pertama dilakukan dengan menetaskan 10 gr telur BSF, kemudian dilakukan pembiakan di Biopond dengan pemberian pakan sampah organik secara bertahap per harinya mulai dari 14 kg, 16 kg, 18 kg, 20 kg, 22 kg, 24 kg, hingga 30 kg.

Pengolahan kedua dengan menetaskan 100 gr telur BSF dan dilakukan pembiakan di Biopond dengan pemberian pakan secara bertahap per harinya, mulai dari 60 kg hingga sampai 300 kg.

“Seiring dengan bertambahanya jumlah telur yang dihasilkan, maka maggot dewasa juga semakin banyak, dan kebutuhan pakan (sampah) semakin meningkat, sehingga jumlah yang bisa diolah semakin meningkat sampai dengan saat ini,” tuturnya.

Alur proses pengolahan sampah organik biokonversi maggot di ITF berawal dari sampah organik diangkut dari sumber sampah dengan armada terpilah kemudian dilakukan penimbangan dengan jembatan timbang untuk mengukur volume sampah yang akan diolah.

Baca Juga :  Terpilih Direktur PT TNG, Muhamad Rijal Mundur dari Anggota DPRD Kota Tangerang

Sampah yang telah melalui proses penimbangan akan masuk ke ruang penampungan sampah sebelum dilakukan pencacahan.

Hasil pencacahan berupa sampah organik yang menyerupai bubur sehingga proses pengolahan sampah organik dengan biokonversi maggot dapat berjalan lebih efektif karena adanya perubahan ukuran sampah maka maggot dapat memproses makannya lebih cepat.

Setelah sampah selesai dilakukan pencacahan maka hasil cacahan akan masuk ke ruang biopon, disinilah terjadinya proses pengolahan sampah dengan maggot dimana sampah organik diolah sebagai pakan dari maggot BSF.

“Hasil dari proses pengolahan sampah Biokonversi maggot ini sering kita kenal dengan Kasgot (Bekas maggot) yang mempunyai fungsi sebagai pupuk pada tanaman,” katanya.

Memaksimalkan ITF Jatiuwung

Sekretaris DLH Kota Tangerang Mohammad Dadang Basuki menjelaskan, pada tahun 2022 jumlah sampah yang diolah dengan Biokonversi maggot mencapai 2.721 Ton/tahun dengan rata-rata 7,48 Ton sampah yang dikelola setiap harinya.

Baca Juga :  Banyak Event Digelar di Kota Tangerang, Ketua DPRD: Kembangkan Terus

“Sumber sampah yang diolah berasal dari sampah organik Pasar, Restoran dan masyarakat yang telah berperan serta dalam sedekah sampah organik,” katanya.

Menurutnya, ITF Jatiuwung saat ini berupaya untuk dimaksimalkan. Dalam pengangkutan sampah organik dari sumber ke ITF Jatiuwung sebagai lokasi pengolahan, sudah dilakukan dengan armada khusus pengangkut sampah organik berupa 3 unit bentor dan pada tahun 2023 bertambah 1 armada dumptruck organik.

Armada khusus pengangkutan sampah organik ini disebut dengan istilah “Bakso” (Bak Angkut Sampah Organik).

“Dengan penambahan 1 unit dumptruck khusus pengangkutan sampah organik digarpkan dapat menambah volume sampah yang diolah dengan biokonveri maggot serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memulai pilah sampah dari rumah karena sampah yang sudah terpilah tiak akan dicampur dengan sampah residu dalam pengangkutannya,” tukasnya. (Air)

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI SOSIAL MEDIA KAMI

766FansSuka
1,620PengikutMengikuti
945PengikutMengikuti
iklan

Berita Populer

Berita Hari Ini